Kompetensi dan Peran Mu'allim dalam Pendidikan
DOI:
https://doi.org/10.32729/edukasi.v17i2.462Keywords:
Competence, Education, Mu’allim, Role, Kompetensi, Pendidikan, PeranAbstract
Abstract
Among the four components of education, mu’allim is the most important components which significantly influencies the other three components i.e student, subject, method. Mu’allim refers to Allah, whereas Adam and Muhammad became the first and the last students correspondingly. The first three chapters revealed to prophet Muhammad contained four competencies of mu’allim. The objective of this research is not only to redefine the concept of mu’allim, but also to describe various competencies and mu’allim’s role so as to allow its prophetic profession to be more significant in social institution. This research uses descriptive qualitative method with collecting documented data technique on written sources about mu’allim. Since it refers to Allah and prophet Muhammad, the sacrality of mu’allim concept cannot be interpreted merely as a teacher teaching religious study at school. Mastery of spiritual, intellectual, personal, and social competence makes mu’allim status prophetic, just as prophet Muhammad whose role was not limited only as a patron for his children at home and teacher for students at school, but also as social transformer. Since both teacher and lecturer are called mu’allim, therefore, intellectual competency does not only become mandatory to be mastered by lecturers but also by teachers so as to enable them to develop knowledge through scientific publications.
Abstrak
Di antara empat komponen utama pendidikan, mu’allim merupakan komponen terpenting yang berpengaruh signifikan terhadap tiga komponen lain, yakni murid, materi, metode. Mu’allim merujuk kepada Allah, sedangkan Adam dan Muhammad menjadi murid pertama dan terakhir Allah. Tiga surah pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad mengandung empat kompetensi mu’allim. Tujuan penelitian ini tak hanya untuk meredefinisi konsep mu’allim, namun juga untuk mendeskripsikan berbagai kompetensi dan peran mu’allim agar peran profesi profetik itu signifikan di institusi sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dokumentasi terhadap sumber tertulis mengenai mu’allim. Karena merujuk kepada Allah dan Nabi Muhammad, sakralitas konsep mu’allim tak cukup diartikan guru yang mengajarkan ilmu agama di sekolah. Penguasaan atas kompetensi spiritual, intelektual, personal, dan sosial membuat status mu’allim menjadi profetis seperti Nabi Muhammad yang tak hanya berperan sebagai pengasuh anak di keluarga dan pengajar murid di sekolah tetapi juga menjadi pentransformasi masyarakat. Karena baik guru maupun dosen disebut mu’allim, maka kompetensi intelektual, sebagai contoh, tak hanya wajib dikuasai dosen, tetapi juga mesti dimiliki guru agar dapat mengembangkan ilmu lewat publikasi ilmiah.
Downloads
References
Abu Ghuddah, Abdul Fattah (2018) Muhammad Sang Guru; Menyibak Rahasia Cara Mengajar Rasulullah. Jakarta: Akses.
Ahmed, Akbar S (1997) Living Islam: Tamasya Budaya Menyusuri Samarkand hingga Stornoway. Bandung: Mizan.
Ali, Abdullah Yusuf (1976) An Interpretation of The Holy Qur’an with Full Arabic Text. Lahore: Sh. Muhammad Ashraf Kashmiri Bazar.
Alim, Ahmad (2013) “Ilmu dan Adab dalam Islamâ€, dalam Adian Husaini et al. Filsafat Ilmu; Perspektif Barat dan Islam. Jakarta, Gema Insani.
Armstrong, Karen (2014) Sejarah Islam: Telaah Ringkas-Komprehensif Perkembangan Islam Sepanjang Zaman. Bandung: Mizan.
Al-Attas, Syed Muhammad Al-Naquib (1996) Konsep Pendidikan dalam Islam: Suatu Rangka Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Mizan.
Arnold, Thomas W (1985) Sejarah Da’wah Islam. Jakarta: Widjaya.
Asy’ari, KH Hasyim (2016) Pendidikan Akhlak untuk Pengajar dan Pelajar (Ä€dÄb al-Ä€lim wa al-Muta’allim). Tebuireng: Pustaka Tebuireng.
Ba’albaki, Munir (1995) Al-Mawrid A Modern English-Arabic Dictionary. Beirut-Lebanon: Dar El-Ilm Lil-Malayen.
al-Baqy, Muhammad Fuad ‘Abd (1987) Al-Mu’jam al-Mufahras li al-FÄzh al-Qur’Än al-KarÄ«m. Beirut: Dar al-Fikr.
Ba-Yunus, Ilyas dan Farid Ahmad (1996) Sosiologi Islam dan Masyarakat Kontemporer. Bandung: Mizan.
Daradjat, Zakiah et al (2012) Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Darojat, Much Hasan (2017) “Kode Etik Guru dan Murid Menurut Ibn JamÄ’ah dan Al-Zarnuji, Islamia, XI(2), h. 107-117.
Dhofier, Zamakhsyari (1994) Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
Djamaluddin, T. (2018) Semesta pun Berthawaf: Astronomi untuk Memahami Al-Quran. Mizan: Bandung.
Echols, John M dan Hassan Shadily (2003) Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Haekal, Muhammad Husain (1984) Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Tintamas.
Husaini, Adian (2017) “Konsep Adab dalam Falsafah Pendidikan al-Attasâ€, Islamia, XI(2), h. 72-82.
Husaini, Adian (2018) “Jadilah Santri-Santri Pejuang!â€, Republika, p. 18.
Ibnu Khaldun (1986) Muqaddimah. Jakarta: Pustaka.
Indra, Hasbi dan Ahmad B (2010) “Mualim Tulen Kebanggaan Masyarakat Betawiâ€, Media Indonesia, p. 8.
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (2012) Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Kementerian Agama RI.
Lings, Martin (2016) Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Serambi.
Mastuhu (1994) Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Nakosteen, Mehdi (1996) Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam. Surabaya: Risalah Gusti.
Nasr, Seyyed Hossein (2003) The Heart of Islam: Pesan-pesan Universal Islam untuk Kemanusiaan. Bandung: Mizan.
Qardhawi, Yusuf (1999) Berinteraksi dengan Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press.
Rahman, Fazlur (2017) Tema-tema Pokok Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Riyadi HS, Dody (2008) “Metodologi Iqraâ€, Satelit News, p. VI.
Riyadi HS, Dody (2009) “Meredefinisi Ulamaâ€, Republika, p. 6.
Riyadi HS, Dody (2017) “Plagiarisme dan Korupsi Ilmu Pengetahuanâ€, Kordinat, XVI(2), h. 271-292.
Rosenthal, Franz (1996) Etika Kesarjanaan Muslim dari Al-Farabi hingga Ibnu Khaldun. Bandung: Mizan.
Sardar, Ziauddin dan Zafar Abbas Malik (1997) Mengenal Islam for Beginners. Bandung: Mizan.
As Sayyid, Kamal (2015) The Greatest Stories of Al Quran. Jakarta: Zahra.
Shihab, M. Quraish (1995) “Membumikan†Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.
Shihab, M. Quraish (1996a) Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan.
Shihab, Quraish (1996b) “Pendidikan Al-Qur’anâ€. Ummat, p. 74-75.
Sjalaby, Ahmad (1973) Sedjarah Pendidikan Islam. Djakarta: Bulan Bintang.
Stanton, Charles Michael (1994) Pendidikan Tinggi dalam Islam: Sejarah dan Peranannya dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Logos Publishing House.
Sukmadinata, Nana Syaodih (2013) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suyanto, Bagong (2015) “Menetapkan Fokus dan Merumuskan Masalah yang Layak Ditelitiâ€, dalam Bagong Suyanto dan Sutinah (ed.): Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada.
al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy (1979) Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Syari’ati, Ali (1982) Tentang Sosiologi Islam. Yogyakarta: Ananda.
al-Thahhan, Mustafa Muhammad (2017) Gurunya Umat Manusia; Belajar Metode Nabi Mengajar. Jakarta: Qalam.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1994) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Wan Daud, Wan Mohd. Nor (1997) Konsep Pengetahuan dalam Islam, Bandung: Mizan.
Yunus, Mahmud (1992) Sejarah Pendidikan Islam dari Zaman Nabi SAW, Khalifah-khalifah Rasyidin, Bani Umaiyah dan Abbasiyah sampai Zaman Mamluks dan Usmaniyah Turki. Jakarta: Hidakarya Agung.
Az-Zarnuji, Burhanul Islam (2018) Talīm al-Muta’allim: Wasiat Imam Az-Zarnuji Terkait Adab, Akhlak, dan Metode Menuntut Ilmu. Solo: Pustaka Arafah.
Indonesia (2008) Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru. Indonesia
Indonesia (2005) Undang-Undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen. Indonesia.