TRANSFORMATION INTO THE “GODâ€: STUDY OF CRITIC–ELABORATIVE AXIOLOGY OF ISLAMIC EDUCATION WITH PHILOSOPHICAL SUFISM
DOI:
https://doi.org/10.32729/edukasi.v17i1.589Keywords:
al-insan al-kamil, Islamic education, Philosophical sufism, Pendidikan Islam, Tasawuf falsafiAbstract
Abstract
Embody an al-insan al-kamil is the ultimate aim of Islamic Education and philosophical Sufism. This human construction can be emerged through education that internalizes divine natures in the subject of education. Therefore, between Islamic educational philosophic has dialectical relation to embody human into “Godâ€. Therefore, this article focused on the construction of Islamic education in realizing al-insan al-kamil (a complete man) which has similarities with the goals of philosophical Sufism. The aim is to analyze and understand the construction of human transformation efforts into "God" as the axiological orientation of Islamic education and philosophical Sufism. Hence, the current article used a qualitative approach with a literature review of research type to elaborate the focus. Meanwhile, the data analysis used was content analysis and interpretation methods. Islam that integrated to the aim of philosophical Sufism may encourage the born of ideal human beings (al-insan al-kamil). A human that has completeness in the aspects of intellectuality, emotional, and spirituality as the figure of caliph (khalifah) or Abdullah. This human model in the formulation of philosophical Sufism was a human who has “merged†with God; or human who transforms themselves into “Godâ€. The practical implications of this research, Islamic education on the theological-philosophical dimensions must continue to unite axiological orientation (Islamic education and philosophical Sufism) to be applied in the process of Islamic religious learning.
Abstrak
Melahirkan al-insan al-kamil merupakan tujuan tertinggi (ultimate aim) dari pendidikan Islam dan tasawuf falsafi. Konstruksi manusia ini bisa dimunculkan melalui pendidikan yang menginternalisasikan sifat-sifat ketuhanan dalam diri subjek pendidikan. Karenanya, antara filsafat pendidikan Islam dengan tasawuf falsafi memiliki relasi dialektis untuk mewujudkan manusia menjadi “Tuhanâ€. Oleh sebab itu, artikel ini fokus pada konstruksi tujuan pendidikan Islam dalam mewujudkan al-insan al-kamil yang memiliki kesamaan dengan tujuan tasawuf falsafi. Tujuannya, untuk menganalisis dan memahami konstruksi upaya transformasi manusia menjadi “Tuhan†sebagai orientasi aksiologis pendidikan Islam dan tasawuf falsafi. Karenanya, artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan untuk mengurai fokus dan tujuan riset tersebut. Sedangkan analisa data digunakan metode content analysis dan interpretasi. Artikel ini menyimpulkan bahwa proses mewujudkan tujuan pendidikan Islam yang diintegrasikan dengan tujuan tasawuf falsafi mampu mendorong lahirnya manusia ideal (al-insan al-kamil). Manusia yang memiliki kesempurnaan pada aspek intelektualitas, emosional, dan spiritualitas sebagai sosok khalifah maupun abdullah. Manusia model ini di dalam formulasi tasawuf falsafi merupakan manusia yang telah “menyatu†dengan Tuhan; atau manusia yang mentransformasi diri menjadi “Tuhanâ€. Implikasi praktis riset ini, pendidikan Islam pada dimensi teologis-filosofis harus terus menyatukan orientasi aksiologis (pendidikan Islam dan tasawuf falsafi) untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam.
Downloads
References
Abdullah, T. et. Al. (2002). Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Ajaran, Jilid 3. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
al-Attas, S. M. N. (1992). Konsep Pendidikan dalam Islam: Suatu Rangka Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, Trans.: Haidar Baqir. Bandung: Mizan.
Ali, I. (2017). Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Tasawuf dalam Paradigma Mistik Ibnu ‘Arabi Tentang Insan Kamil. Jurnal el-Furqania 4 (1), pp. 16-37.
Ali, Y. (1997). Manusia Citra Illahi: Pengembangan Konsep Insan Kamil Ibnu ‘Arabi Oleh al-Jilli. Jakarta: Paramadina.
Assegaf, A. R. (2011). Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif. Jakarta: Rajawali Pers.
Attar, F. D. (1966). Muslim Saints and Mystics: Episodes From the Tadhkirat al-Auliya’ (Memorial of the Saints), Trans.: A.J. Arberry. London: Routledge.
Bahm, A. J. (1993). Axiology: The Science of Values. Amsterdam: Rodopi.
Berger, P. L. (1990). The Sacred Canopy: Elements of a Sociological Theory of Religion. New York: Anchor Book.
Budiyanti, N., et. Al. (2016). Implikasi Konsep Ulul ‘Ilmi dalam al-Qur’an Terhadap Teori Pendidikan Islam: Studi Analisis Terhadap Sepeluh Tafsir Mu’tabarah. Jurnal Tarbawy 3 (1), pp. 51-75.
Chasanah, U. (2017). Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pendidikan. Jurnal Tasyri’ 24 (1), pp. 76-91.
Dahlan, A. Z., et.al. (2013). Konsep Makrifat Menurut al-Ghazali dan Ibnu ‘Arabi: Solusi Antisipatif Radikalisme Keagamaan Berbasis Epistemologi. Jurnal Kawistara 3 (1), pp. 68-78.
Dalmeri. (2006). Mengugat Persatuan Roh Manusia dengan Tuhan: Dekonstruksi Terhadap Paham Ittihad dalam Filsafat Abu Yazid al-Bustami. Jurnal Madania 20 (2), pp. 137-150.
Daud, W. M. N. W. (2003). Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-Attas, Translator: Hamid Fahmy, et. al. Bandung: Mizan.
Arifin, M. (2003). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Daulay, H. P. (2012). Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada.
Daulay, H. P. (2014). Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta: Kencana Prenada.
Deswita. (2010). Pendidikan Berbasis Kecerdasan Ruhaniah: Membentuk Insan Paripurna/Insan Kamil. Jurnal Ta’dib 13 (2), pp. 186-196.
Dewi, E. (2010). Seni dan Pendekatan Diri Kepada Tuhan. Jurnal Substantia 12 (1), pp. 223-205.
Djamaluddin. (2008). Reorientasi Pembelajaran Akhlaq Tasawuf di Perguruan Tinggi. Jurnal Tadris 3 (1), pp. 1-13.
Fauzan, A. (2016). Manusia dan Negara dalam Psiko-Sufisme dan Filsafat. al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam 1 (2), pp. 103-120.
Fauzi, A. (2017). Integrasi Islamisasi Ilmu dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam 8 (1), pp. 1-17.
Fuad, A. Z. (2014). Taksonomi Transenden: Paradigma Baru Tujuan Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam 2 (1), pp. 1-25.
Gunawan & Hasan, I. (Edit.). (2015). Percikan Pemikiran Pendidikan Islam: Antologi Konfigurasi Pendidikan Masa Depan. Jakarta: Rajawali Pers.
Harahap, M. (2016). Esensi Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal al-Thariqah 1 (2), pp. 140-155.
Hartman, R. S. (1967).The Structure of Value: Foundations of Scientific Axiology. Eugene: Wipf & Stock Publishers.
Haryati, T. A. & Kosim, M. (2010). Tasawuf dan Tantangan Modernitas. Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman 14 (2), pp. 413-428.
Hidayat, R. (2016). Pendidikan Islam sebagai Ilmu: Tinjauan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Jurnal Sabilarrasyad 1 (1), pp. 1-22.
Hilmy, M. (2012). Nomenklatur Baru Pendidikan Islam di Era Industrialisasi. Jurnal Tsaqafah 8 (1), pp. 1-26.
Idris, S. (2017). Insan Kamil: Theological and Psychological Perspective. Asian Journal of Social Science, Art and Humanities 5 (2), pp. 9-28.
Imam, M. S. (2015). Peranan Tasawuf Falsafi dalam Metodologi Pendidikan Islam. Jurnal Tarbiyatuna 6 (2), pp. 153-171.
Jalaluddin. (2011). Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sejarah dan Pemikirannya. Jakarta: Kalam Mulia.
John Walbridge, The Science of Mystic Lights, (Cambridge: Harvard University Press, 1992).
Latif, M. (2014). Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu. Jakarta: Kencana Prenada.
Laude, P. (2010). Pathways to an Inner Islam: Massignon, Corbin, Guenon, and Schoun. New York: State University of New York Press.
Mahfud. (2018). Mengenal Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dalam Pendidikan Islam. Cendekia: Jurnal Studi KeIslaman 4 (1), pp. 82-96.
Mamud, A. (2014). Insan Kamil Perspektif Ibnu ‘Arabi. Jurnal Sulesana 9 (2), pp. 33-45.
Mas’ud, A. (2002). Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik: Humanisme Religius Sebagai Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Gama Media.
Mastuhu. (1999). Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Logos.
Michon, J-L., & Gaetani, R. (Edit.). (2006). Sufism, Love & Wisdom. Indiana: World Wisdom, Inc.
Muchasan, A. (2018). Aplikasi Tasawuf pada Dunia Pendidikan Modern. Jurnal Inovatif 4 (2), pp. 1-19.
Muhadjir, N. (1998). Filsafat Ilmu: Telaah Sistematis Fungsional Komperatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Munfarida, I. (2017). Nilai-Nilai Tasawuf dan Relevansinya Bagi Pengembangan Etika Lingkungan Hidup, (unpublished thesis). Lampung: Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Nasution, A. B. & Siregar, R. H. (2013). Akhlak Tasawuf: Pengenalan, Pemahaman, dan Pengaplikasiannya: Disertai Biografi dan Tokoh-Tokoh Sufi. Jakarta: Rajawali Pers.
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada.
Noer, K. A. (1995). Ibnu ‘Arabi: Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan. Jakarta: Paramadina.
Noer, K. A. (2003). Tasawuf Perenial. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Noorthaibah. (2014). Pemikiran Sufistik KH. Dja’far Sabran. Jakarta: Mitra Wacana Media.
O’neil, W. F. (2001). Ideologi-Ideologi Pendidikan, Trans.: Omi Intan Naomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Polito, N. L. (2010). Abd Karim al-Jili: Tawhid, Transendence and Immanence, (Dissertation not published). Birmingham: University of Birmingham.
Qomar, M. (2007). Epistemologi Pendidikan Islam: dari Metode Rasional hingga Metode Kritik. Jakarta: Erlangga.
Rajab, K. (2013). Kontribusi Tasawuf-Psikoterapi Terhadap Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam 28 (1), pp. 75-90.
Ramayulis. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Riyadi, A. K. (2014). Antropologi Tasawuf: Wacana Manusia Spiritual dan Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.
Roqib, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LKiS.
Rusandi, H. (2015). Telaah Konsep Nasut dan Lahut al-Hallaj, el-Hikam: Journal of Education and Religious Studies 8 (1), pp. 73-88.
Rusdin. (2016). Insan Kamil dalam Perspektif Muhammad Iqbal. Jurnal Rausyan Fikr 12 (2), pp. 251-271.
Said, M. T., et. Al. (2018). Innovation in Islamic Education. Haluya: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies 2 (2), pp. 117-128.
Saiyidain, K.G. (1986). Percikan Filsafat Iqbal Mengenai Pendidikan, Trans.: M.I. Soelaeman. Bandung: CV. Diponegoro.
Septiawandi. (2013). Pergolakan Pemikiran Tasawuf di Indonesia: Kajian Tokoh Sufi ar-Raniri. Jurnal Kalam 7 (1), pp. 183-199.
Solihin, M. (2003). Tasawuf Tematik: Membedah Tema-Tema Penting Tasawuf. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Suyudi, M. (2005). Pendidikan dalam Perspektif al-Qur’an: Integrasi Epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani. Yogyakarta: Mikraj.
Tafsir, A. (2008). Filsafat Pendidikan Islami: Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Takeshita, M. (2005). Insan Kamil: Pandangan Ibnu ‘Arabi, Trans.: Harir Muzakki. Surabaya: Risalah Gusti.
Tobroni. (2008). Pendidikan Islam: Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualis. Malang: UMM Press.
Ulfa, F. (2017). Implikasi Konsep Insan Kamil Ibnu Arabi Terhadap Pembentukan Karakter Pendidikan Islam Modern, (unpublished thesis). Malang: Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Umiarso & Makhful. (2018). Puasa dan Pendidikan Agama Islam dalam membangun Manusia Penaka “Tuhanâ€: Tinjauan Kritis Terhadap Sisi Epistemologik dan Aksiologik (Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam. Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam 12 (1), pp. 129-154.