Pesantren and Entrepreneurship Education
DOI:
https://doi.org/10.32729/edukasi.v17i2.600Keywords:
Curriculum, Entrepreneurship, Islamic boarding school, Kurikulum, PesantrenAbstract
Abstract
This study discusses the development of pesantren, its value system, its challenges, its response through the curriculum. Pesantren is part of produce a generation for national development through the formation of entrepreneurs in society. This pesantren has existed since the colonial period and exists until now. Pesantren experienced development in the form of salafiyah, combination and the form of Ashriyah. This education is in the midst of rapid scientific development with positive and negative effects, this era was also marked by economic cooperation between nations in the world that must be responded by pesantren education. Research using library methods with a qualitative approach. The results of the study show that both the scriptures and empirical facts show that the pesantren and entrepreneurial spirit are in line. Therefore, pesantren which have millions of students is an important part of building the nation through entrepreneurial graduates. Through the curriculum, it can be formed so that they can compete in this era.
Abstrak
Studi ini membahas perkembangan pesantren, sistem nilai, tantangan, dan responsnya melalui kurikulum. Pesantren adalah bagian dari menghasilkan generasi untuk pembangunan nasional melalui pembentukan wirausaha di masyarakat. Pesantren ini telah ada sejak zaman kolonial dan ada sampai sekarang, telah mengalami perkembangan dalam bentuk salafiyah, kombinasi dan dalam bentuk Ashriyah. Pendidikan ini berada di tengah perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat dengan efek positif dan negatif, era ini juga ditandai dengan kerja sama ekonomi antar negara di dunia yang harus ditanggapi dengan pendidikan pesantren. Penelitian menggunakan metode pustaka dengan pendekatan kualitatif. Hasil kajian menunjukan bahwa baik kitab suci maupun fakta empiris menunjukan bahwa pesantren dan semangat wira usaha merupakan hal yang sejalan. Oleh karena itu, maka pesantren yang memiliki jutaan siswa adalah bagian penting dalam membangun bangsa melalui lulusan wirausaha. Melalui kurikulum, dapat dibentuk sehingga mereka dapat bersaing di era ini.Â
Downloads
References
Abu, A.M.I. (1987). al-Bukhari al-Jafi, al-Jami al-Shahih al-Muhtasar, Jilid I, Beirut: Dar Ibn Katsir.
Ardyan, M. (2014). Indonesia harus contek cara Jepang yang jumlah wirausahanya 10%. available at: https://merdeka.com(Accessed: 8 January 2016).
Arifin, S. (2014). ‘Strategi Pendidikan Islam dalam Upaya Menjawab Tantangan Globalisasi’. Journal of Education in Mulsim Society, Vol. 1, No. 2, Desember.
Azra, A. (2005). Reformulasi Pendidikam Islam. Jakarta, CRSD Press.
Azra, A. (1998). Esai-esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: Logos.
Azizy, A.Q. (2004). Melawan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dhofier, Z. (1994). Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.
Faqih, M. (2003). Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta: Insist Press.
Fuaduddin T.M. (2007). ‘Diversifikasi Pendidikan Pesantren: Tantangan dan Solusi’. Edukasi, Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, Vol. 5, No. 4 Oktober.
Furchan, A. (2004). Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, Yogyakarta: Gama Media.
Nasution, H. (1998). Islam Rasional. Bandung: Mizan.
Indra, H. (2017). ‘Islamic Religious Education in the Era of AFTA’. Journal of Education in Muslim society, hal. 204, vol. 2, No. 1, June 2017.
Indra, H. (2016), ‘Pendidikan Islam Tantangan dan Peluang di Era Golabalisasi’, (Yogyakarta: Deepublish, 2016).
Indra, H. (2017). ‘Salafiyah Curriculum at Islamic Boarding Schools in The Globalization Era’. Journal of Education in Muslim Society, Vol. 4, No. 1, June.
Indra, H. (2009). Pesantren dan Peradaban, Jurnal Jabal Hikmah, STAIN Jayapura, Vo. 2, No. 4 Juli.
Imam, A.W.M.A.M.R..K. (520-H). Bidayatul Mujatahid. Singapura: Littaibaah al-Aasr Attauzik.
John W.C. (2002). Research Design: Qualitative and Quantitative Approach. London, Sage Publication.
Koentjaraningrat. (2015). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Mas’ud, A. (1999). ‘Pendidikan Islam dalam Era Reformasi dan Globalisasi’. Religia, STAIN Pekalongan, Edisi II/.
Muhaimin. (2007). ‘Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam’, dalam Hasil ACIS, Kemenag, 21-24 Nopember.
Muhaimin et.al., (2004). Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution, H. (1998). Islam Rasional. Bandung: Mizan.
Nugroho, A.M., (2016). Weber: ‘Nabi’ Etika Protestan Bapak Verstehen, Jurnal Humaniora Yayasan Bina Darma, Vol. III, No. 1
Putra, EP. (2015) Rektor: Pengusaha Indonesia 1,65 persen, Singapura 7 persen penduduk. Available at:htt:www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/15/08/27(Accessed: 8 January 2016).
Rahmatullah dkk. (2016). ‘Integrating Science and Religion: An Analysis on The Policy of The Government at Madrasah Aliyah’, Journal of Education in Muslim Society, Vol. 3, No. 1, June.
Rohmah, L. (2009). ‘The Entrepreneurship Management of The Female Pesantren al-Mawaddah in Coper Jetis Ponorogo’. International Journal of Pesantren Studies. Vol. 3, Number 2.
Mandiri, M., 2019., yayasan mukmin mandiri. com/entrepreneurship- pesantren agrobisnis dan agroindutri sidoarjo, (Accessed, 15 Agustus 2019)
Santoso, T. (1999). Krisis dan Kriminalitas Pasca Reformasi. Jakarta: Sinar Harapan.
Soejoeti, Z. (2002). Islamic Education. Academic orientation for the Degree of Doctor Honoris Causa di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: IAIN.
Sonhaji, A.M. (2007). ‘Pesantren As A Model of Non-Formal Islamic Education’. International Journal of Pesantren Studies. Vol. 1, Number 1.
Soemahamidjaya, S., et al. (2013). Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewirausahaan. Bandung: Angkasa.
Thoyyib, M. (2007). ‘Internasionalisasi Pendidikan’, dalam Hasil ACIS, Kemenag, 21-24 Nopember.
Ziemek, M., (1986). Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta, P3M.
Republika, (2015). ‘Era MEA Daya Saing Tenaga Kerja’, Selasa 15 September.
Pendis, D. (2014). Statistik Pendidikan Islam, 2012-2013. Jakarta: Ditjen Pendis.
Tempo. (2015) Kembangkan wirausaha, Indonesia perlu contoh Korsel. available at:http://binis.tempo.co/read/691837 (Accessed 8 January 20016).
Okezone. (2015) Presiden Jokowi Ingatkan Hutang Indonesia 2600, April 2015. Available at:http://www.okezone.com/utang-re (Accessed 17 July 2016).
Www.eramuslim.com/belajar dari siti-hajar-bunda-nabi-ismail, (Accessed 8 January 2016).
Www.merdeka.com--“Indonesia harus contek cara Jepang yang jumlah wirausahanya 10%â€, (Accessed 8 January 2016).
Www.republika.co.id.â€jumlah wirausaha Singapura 7% Indonesia 1.65% dari jumlah pendudukâ€, (Accessed 8 Januari 2016).