GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN
DOI:
https://doi.org/10.32729/edukasi.v18i1.680Keywords:
Banten, Maritime, Pesantren, Religious Education, Maritim, Pendidikan KeagamaanAbstract
Abstract
Indonesia as an archipelagic country has the extraordinary potential marine wealth. It's just that, maritime culture in the nation's community has faded and is more oriented to land development (agrarian). This paper will examine the response of the pesantren world to the idea of developing a maritime spirit in supporting the idea of Indonesia as the world's maritime axis. Research questions were formulated to answer how understanding of maritime concepts was constructed and implemented by the pesantren community. This research is a qualitative research, by taking a case in pesantren bisnis.com Istana Mulia Serang Banten. From this case, the study concluded that pesantren did not have a clear concept in initiating maritime-based religious education. Various problems still hamper pesantren in building maritime culture such as related to technology and information systems, facilities and infrastructure, human resources. New strategies are needed in targeting pesantren for the formation of a maritime pesantren model. The government through the Ministry of Religion needs to make many breakthroughs to further socialize and start educational development related to maritime affairs.
Â
Abstrak
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi kekayaan laut yang luar biasa. Hanya saja, budaya maritim pada masyarakat bangsa ini pernah meredup dan lebih berorientasi pada pembangunan daratan (agraris). Tulisan ini akan mengkaji respons dunia pesantren terhadap gagasan pembangunan semangat maritim dalam mendukung terciptanya Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pertanyaan penelitian dirumuskan untuk menjawab bagaimana pemahaman konsep maritim dikonstruksi dan diimplementasikan oleh masyarakat pesantren. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dengan mengambil kasus di pesantren bisnis.com Istana Mulia Serang Banten. Dari kasus ini, penelitian menyimpulkan bahwa pesantren belum mempunyai konsep yang jelas dalam menggagas pendidikan keagamaan berbasis maritim. Berbagai permasalahan masih menjadi hambatan pesantren dalam membangun budaya maritim seperti terkait sistem teknologi dan informasi, sarana dan prasarana, sumber daya manusia. Â Perlu strategi baru dalam membidik pesantren untuk pembentukan model pesantren maritim. Pemerintah melalui Kementerian Agama perlu melakukan banyak terobosan untuk lebih mensosialisasi dan memulai pembangunan pendidikan terkait dengan kemaritiman.
Downloads
References
Anggraeni, P. S. (2016) ‘Politik Luar Negeri Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia Di Era Pemerintahan Joko Widodo’, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 4(2).
Darma, B. A. (2019) ‘Pengembangan Ekonomi Berbasis Maritim Di Provinsi Banten’, JEQu, 9(1), pp. 73–96.
Eko Yuri, Gunawan, D. and Barnas, R. (2018) ‘Strategi Pangkalan TNI AL Banten Dalam Mendukung Pengamanan ALKI I’, Jurnal Strategi, 4(2), pp. 71–88.
Graaf, de H. and Pigaud, T. (1989) Kerajaan-Kerajaan Islam Di Jawa. Jakarta: Grafiti Press.
Horridge, A. (1986) Sailing Craft of Indonesia. Singapore: Oxford University Press.
Irawan, B. (2018) ‘Framework Literasi Kelautan Sebagai Acuan Pembelajaran Sains di Negara Maritim’, Pedagogi Hayati, 2(1), pp. 9–15.
Irawan, B. (2019) ‘Profil Tingkat Literasi Kelautan Mahasiswa Pendidikan Biologi di Universitas Maritim Raja Ali Haji, Sebuah Studi Kasus Universitas Kemaritiman di Wilayah Kepulauan’, in Talenta Conference Series: Science and Technology (ST). Medan: TALENTA. doi: https://doi.org/10.32734/st.v2i2.519.
Kartodirjo, S. (1966) The Peasants’ Revolt of Banten in 1888: Its Conditions, Course, and Sequel: A Case Study of Social Movements in Indonesia. Gravenhage: Martinus Nijhoff.
Kila, S. (2018) ‘Syekh Yusuf: Pahlawan Nasional Dua Bangsa Lintas Benua’, Walasuji, 9(2), pp. 237–248.
Lombard, D. A. (2005) Nusa Jawa: Silang Budaya III–Warisan Kerajaan Konsentris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Murtadho, M. (2010) ‘Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi’, Dialog, 30(63).
Muslimah (2017) ‘Sejarah Masuknya Islam dan Pendidikan Islam Masa Kerajaan Banten Periode 1552-1935’, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 13(1), pp. 136–162.
Muzayini, A. (2010) Indahnya Berbisnis dengan Alloh SWT. Banten: Penerbit Fatihah Publishing.
Nainggolan, P. P. (2015) ‘Kebijakan Poros Maritim Dunia Joko Widodo’, Jurnal Politica Vol. 6 No. 2 Agustus 2015., 6(2).
Octavian, A. and Yulianto, B. A. (2014) ‘Degradasi Kebudayaan Maritim: Sejarah, Identitas, dan Praktik Sosial Melaut Di Banten’, Masyarakat Indonesia, 40(2), pp. 159–176.
Pianto, H. A. (2017) ‘Keraton Demak Bintoro Membangun Tradisi Islam Maritim di Nusantara’, Sosiohumaniora, 3(1). doi: 10.30738/sosio.v3i1.1521.
Prasetyo, H. (2016) Konsep Poros Maritim sebagai Paradigma Baru dalam Pembangunan Nasional. UUniversitas Malang.
Pratama, T. A. (2015) ‘Kebijakan Poros Maritim Dunia Di Tengah Dinamika Asia Pasifik Saat Ini’, Paskas. Available at: https://www.academia.edu/10062323.
Prayitno, O. T. (2018) ‘Peningkatan Daya Saing Lembaga Pendidikan Kemaritiman di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan Penerapan CRM’, IJIS, 1(1).
Pribadi, Y. (2017) ‘Dinamika Hubungan Sosial Keagamaan Pada Masyarakat Nelayan Di Karangantu Banten’, Teosofi, 7(1), pp. 199–224.
Reid, A. (2011) Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450–1680: Jaringan Perdagangan Global Jilid 2. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Republika.Co.Id (2015) ‘Tujuan Kemenag Bangun Pesantren Maritim’. Available at: http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/.
Supriyono, A. (2013) ‘Tinjauan Historis Jepara Sebagai Kerajaan Maritim Dan Kota Pelabuhan’, Paramita, 23(1), pp. 27–39. doi: https://doi.org/10.15294/paramita.v23i1.2494.
Susilowati, E. (2017) ‘Etnis Maritim dan Permasalahannya’, Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 7(1), pp. 1–18. doi: https://doi.org/10.14710/sabda.7.1.1 - 18.
Tahara, T. (2016a) Islam dan Budaya Kemaritiman di Sulawesi, Pengembangan Pendidikan Keagamaan (Pesantren) di Wilayah Maritim 29 Nop – 1 Des 2016 di Bantaeng Sulawesi Selatan. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
Tahara, T. (2016b) ‘Pelayaran Tradisional Orang Buton dan Kebijakan Poros Maritim Indonesia’, Jurnal Masyarakat & Budaya, 18(3).
Tahara, T. (2018) ‘Nakodai Mara’dia Abanua Kaiyang Toilopi: Spirit Nilai Budaya Maritim Dan Identitas Orang Mandar’, Walasuji, 9(2). doi: 10.36869/wjsb.v9i2.45.
Untoro, H. O. (2006) Kebesaran dan Tragedi Kota Banten. Jakarta: Yayasan Kota kita.
Yani, Y. M. and Montratama, I. (2015) ‘Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia: Suatu Tinjauan Geopolitik’, Jurnal Pertahanan & Bela Negara, 5(2).
Yuliati (2014) ‘Kejayaan Indonesia Sebagai Negara Maritim (Jalesveva Jayamahe)’, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 27(2), pp. 129–134.