PENGARUH OTORITAS KEAGAMAAN DI SEKOLAH ISLAM TERPADU
DOI:
https://doi.org/10.32729/edukasi.v19i1.771Keywords:
Intergrated Islamic School, Religious Authority, Urban Muslim, Masyarakat Muslim Urban, Otoritas Keagamaan, Sekolah Islam TerpaduAbstract
Abstract
This study aims to show the tendency of urban Muslim communities in the city of Medan in choosing primary schools for children. The number of Islamic schools in Medan City continues to grow. The type of Islamic education that is developing is the Integrated Islamic School (SIT). SIT emerged as a response to the urban Muslim community. Its presence fulfills the wishes of previous Islamic education institutions, such as Islamic boarding schools, madrasas and public schools. The focus of the study looks at the role of the SIT religious authority in shaping teaching so that SIT's ability to compete with schools and Madrasahs affiliated with the NU, Muhammadiyyah, Al-Washliyah, and Al-Ittihadiyah organizations in terms of both curriculum and managerial aspects. The research method used is qualitative naturalistic. The main finding of this research is that the religious authority formed from the learning process at SIT leads to certain groups and ideologies affiliated with the Tarbiyah group. Its religious development indicates that the taste for Islamic education in urban communities leads to SIT which has an integrated curriculum. The managerial system is more modern in use because it is integrated with the existence of quality management in the administrative system that combines the managerial systems of the Ministry of Education and the Ministry of Religion, which are not owned by madrasah or pesantren institutions. The SIT curriculum model is successful in responding to the sociological needs of the urban Muslim community between the needs of religious and general teaching which is also a place to 'entrust' children all day because SIT uses a fullday curriculum model system.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan kecenderungan masyarakat muslim urban di kota Medan dalam memilih sekolah dasar bagi anak-anak. Jumlah sekolah Islam di Kota Medan terus berkembang. Jenis pendidikan Islam yang berkembang yaitu Sekolah Islam Terpadu (SIT). SIT muncul sebagai respon masyarakat muslim urban. Kehadirannya memenuhi keinginan yang tidak dimiliki lembaga pendidikan Islam sebelumnya, seperti pesantren, madrasah, dan sekolah umum. Fokus kajian melihat peran otoritas keberagamaan SIT dalam membentuk pengajaran hingga kemampuan SIT bersaing dengan sekolah dan Madrasah yang berafiliasi pada organisasi NU, Muhammadiyyah, Al-Washliyah, dan Al-Ittihadiyah dari segi kurikulum maupun managerialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif naturalistik. Temuan utama penelitian adalah otoritas keagamaan yang dibentuk dari proses belajar di SIT mengarah pada kelompok dan ideologi tertentu yang berafiliasi dengan kelompok Tarbiyah. Perkembangan keagamaannya mengindikasikan bahwa selera pendidikan Islam pada masyarakat urban mengarah pada SIT yang memiliki kurikulum integrasi. Sistem managerialnya lebih modern digunakan karena terintegrasi dengan adanya management quality pada sistem administrasi yang menggabungkan sistem managerial Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama, yang tidak dimiliki lembaga madrasah atau pesantren. Model kurikulum SIT berhasil merespon kebutuhan sosiologis masyarakat muslim urban antara kebutuhan pengajaran agama dan umum yang sekaligus menjadi tempat ‘menitipkan’ anak seharian karena SIT menggunakan sistem kurikulum model fullday.
Downloads
References
Alam, L. (2017). Becoming Modern Muslim: New Emerging Trends of Islamic Schools in Yogyakarta. Journal of Islamic Education, 22(1), 75–86. https://doi.org/10.19109/TD.V22I1.1331
Azra, A. (1999). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Logos Wacana Ilmu.
Biklen, S. (1982). Qualitative Research For Education: An Introduction to Theory and Methods. Allyn and Bacon Inc.
Bryner, K. (2013). Piety Projects: Islamic Schools for Indonesia’s Urban Middle Class. https://doi.org/10.7916/D8V69RR7
Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Rajawali Press.
Dudin, A. (2017). Management Policy of PAI Lecturer: Case Study at The Campus of UGM Yogyakarta. Dialog, 40(2), 173–186. https://doi.org/10.47655/dialog.v40i2.188
Embong, R. (2011). The Concept of Islamic Integrated Curriculum (IIC): Implications for Islamic Schools. Kuala Lumpur : Institute of Education, International Islamic University Malaysia, 2011. http://studentrepo.iium.edu.my/handle/123456789/4142
Guba, E. G. (1985). Naturalistic inquiry. Sage Publication Inc.
Hasan, N. (2012). Education, Young Islamists and Integrated Islamic Schools in Indonesia. Studia Islamika, 19(1). https://doi.org/10.15408/sdi.v19i1.370
Indonesia, T. J. (2013). Membangun Pendidikan Bermutu Melalui Sekolah Islam Terpadu. JSIT Indonesia.
Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) INDONESIA. (n.d.). Retrieved April 13, 2021, from https://jsit-indonesia.com/
Kuntowijoyo. (2004). Budaya Elite dan Budaya Massa. Jalasutra.
Maksudin. (2010). Pendidikan Islam Alternatif, Membangun Karakter Melalui Sistem Boarding School. UNY Press.
Masruri, E. (2016). Membangun Paradigma Baru Pendidikan Islam Terpadu. JSIT Yogyakarta.
Muhajir, M. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Andi Offset.
Nuriyanto, L. K. (2014). Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SDIT al-Anwar dan Firdaus Mojokerto Jawa Timur. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 12(1), 15–25.
Raihani, R. (2012). Islamic Schools and Social Justice in Indonesia: A Student Perspective. Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies, 50(2), 279–301. https://doi.org/10.14421/ajis.2012.502.279-301
Rofhani, R. (2013). Pola Religiositas Muslim Kelas Menengah di Perkotaan. Religió: Jurnal Studi Agama-Agama, 3(1), 65–66. http://jurnalfuf.uinsby.ac.id/index.php/religio/article/view/462
Sa’dun, S. (2017). Model Manajemen Pendidikan Islam Terpadu dalam Upaya Peningkatan Mutu Sekolah (Studi Kasus di Yayasan Bina Insani Purwodadi Tahun Pelajaran 2014/2015). QUALITY, 4(2), 228–245. https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Quality/article/view/2122
Soemanto, S. (2014). Pendidikan Agama Islam Terpadu pada SMPIT Bina Umat Yogyakarta. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 12(2), 247–260. https://doi.org/10.32729/edukasi.v12i2.86
Sofanudin, A. (2019). Curriculum Typology of Islamic Religion Education in Intergrated Islamic School (SIT). EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 17(1). https://doi.org/10.32729/edukasi.v17i1.563
Suharto, T. (2018). Transnational Islamic education in Indonesia: an ideological perspective. Contemporary Islam, 12(2), 101–122. https://doi.org/10.1007/s11562-017-0409-3
Suprapto, S. (2014). Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terpadu Di Sma-it Darul Hikam Bandung. EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 12(1), 27–41.
Suyatno, S. (2013). Sekolah Islam terpadu; Filsafat, ideologi, dan tren baru pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam, 2(2), 355–377. https://doi.org/10.14421/jpi.2013.22.355-377
Suyatno, S. (2015). Sekolah Islam Terpadu dalam Sistem Pendidikan Nasional. Al-Qalam, 21(1), 1–10. https://doi.org/10.31969/alq.v21i1.213
Tilaar, H. A. R. (2002). Membenahi pendidikan nasional. PT Rineka Cipta.
Yusup, M. (2018). Ekskluvisme Beragama Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Yogyakarta. RELIGI JURNAL STUDI AGAMA-AGAMA, 13(01), 75. https://doi.org/10.14421/rejusta.2017.1301-05
Daftar Informan:
Dewi Sulistiya, tanggal wawancara 10 Januari 2019, (Orang Tua Murid).
Anton Huzali, tanggal wawancara 4 Februari 2019, (Orang Tua Murid).
Suhendri, tanggal wawancara, 2 Agustus 2019, (Pengurus JSIT Sumut).
Pasaribu, tanggal wawancara 2 September 2019, (Orang Tua Murid).